Jumat, 16 Juli 2010

Menjelang senja di perbatasan

Mataku tak henti-hentinya terus menatap jingga warna mentari tersaput awan tipis yg ikut merah jingga juga,,,
Ada segrombolan burung bangau putih terbang beriring membentuk formasi V seperti arobik pesawat tempur sebuah tentara angkatan udara ...di ujung perbatasan itu aku dapat melihat matahari terbenam ,terlihat lebih besar dari waktu siang dan sinarnya pun lebih lembut terasa hangat di kulit...mentari pun mulai semburat merah seakan mengucapkan

Selamat sore sampai jumpa esok hari

Dari ujung batas pandanganku ,aku melihat sepasang petani tua mulai siap-siap tuk pulang meninggalkan sawung di tengah sawah mereka ,
Dengan berjalan beriring si lelaki menggandeng siperempuan agar tidak jatuh meniti jalan setapak pembatas pematang sawah mereka
Sebuah pemandangan yg membuat ku trsenyum ketika siperempuan terpeleset jatuh di tapi dengan sigap si lelaki menarik tangan siperempuan hingga tejelembab berpelukan lebih tepatnya ,sejenak mereka saling pandang

Sebuah drama kasih sayang dalam keterbatasan walau kesulitan dan kemiskinan tak mampu melenyapkan cinta sepasang petani tua...

Ku sandarkan kepalaku pada tiang warung di ujung perbatasan itu,,
Tak henti-hentinya mengagumi keindahan di pandangan mataku...

Sudah lama sekali ternyata aku tak menikmati MENJELANG SENJA DI PERBATASAN ini

Warung tempat aku dapat menyaksikan pun sudah berubah walau tiang yg dulu ku bersandar masih ada

Dulu biasanya setelah siang sebelum menjelang senja sepulang sekolah aku selalu membuat diriku mengagumi warna merah jingga awan tipis tempat mentari terbit memasuki peraduannya seusai selesaikan tugas memberi sinar kehidupan pada alam yg di tugaskan dari-NYA

Angin senja mulai bertiup lagi ,membuat bunyi pada batang padi yg mulai menguning ,
Germisik kulit padi beradu satu dgn lainya menimbulkan simpony alam yg khas terdengar lembut di telinga
Dgn iringan suara segrombolan burung bondol kepala putih simpony alam itu masuki rongga menenangkan jiwaku yg gundah

Ku hirup napasku lebih dalam lagi memenuhi rongga paru-paruku dengan sekali helaan nafas hembus ...
brharap gundah itu ikut besertanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar