Jumat, 10 Desember 2010

MUTIARA SUCI (hikayat ki Achmad) lanjutan kedua

Haji Hasan adalah orang terkaya di kota kresidenan kekayaanya meliputi tanah ladang ,sawah ,kebun hampir sebagian kota hak miliknya ,mobil angkutan kota pun hampir dia yg memilikinya.
Hanya sayang Haji Hasan agak pelit bila urusan harta.Beda sekali dengan
Ratna mintarsih anaknya yg berusia 17tahun gadis simata wayangnya selain cantik kecantikanya bagai bulan purnama ,siapa pun yg memandang kan terpesona,dari bentuk tubuh tinggi semampai ,rambut panjang lebat terurai,kulit kuning langsat bersih menawan,wajah oval runcing daun sirih ,mata berbinar bagai bintang kejora bersinar lembut tapi tajam,bibir ranum selalu basah serasi dengan hidung bangirnya,bila senyum tak jemu di pandang semua orang rela melakukan apa pun walau hanya sekedar melihat senyum sang jelita...

Makin lama Achmad makin banyak orang ingin belajar tentang agama pada Achmad yg pandai tapi rendah hati sabar dan ramah,makin hari makin banyak santri,..
Suatu sa'at Para santri menginginkan
Achmad menunaikan rukun islam yg ke 5 pergi berhaji ke Tanah suci maka dengan hasil patungan para santri berangkatlah ke tanah suci untuk menunaikan haji Setelah dari Mekah Achmad di sambut dengan takjub pancaran Auranya makin terlihat nyata,Takjub semua mata memandangnya tanpa kecuali bapak dan ibunya.
"Astaga ..ibu lihat anak kita kini telah menjelma jadi orang yg bederajat ...bu.!,benarlah apa yg kau pilih Achmad anakku." Bapak dan ibunya takjub melihat Achmad mengenakan baju kebesaran layaknya orang yg dari berhaji.
"Bapak ibu walau setinggi apa pun Achmad adalah anak kalian tempatku berada di kakimu." seraya merahi tangan orang tuanya dan mencium dgn hormat.
"Walau kami orang tua mu, kami minta ma'af karena selama ini kami khilaf tak memberimu pendidikan dan kehidupan yg layak.Tolong bimbing kami untuk beribadah kepada Allah.s.w.t."
"Alhamdulillah..." Achmad mengucap syukur pada Allah karena kedua orang tuanya dapat hidayah untuk bertaobat..

"Trong..tong..tong..tong...deer..deer..deer..!!"
Seisi pesantren heboh karena suara kentrongan dan beduk ..
"Siapa yg menabuh kentong dan bedug jam 2 dini hari," Mereka bergegas melihat siapa orang yg buat onar malam-malam buat gaduh,ternyata Bapaknya Achmad beliau pikir lebih cepat beribadah sholat subuh lebih baik,tapi semua ibadah punya waktu dan ketentuan yg sudah di tentukan.

Bapak ibu Resah karena memikirkan suatu masalah Achmad anaknya yg sudah beranjak dewasa berusia mengijak 38 tahun ,tak juga beristri, mereka kuatir jangan-jangan anaknya penyuka sejenis,dalam hatinya masa kiyai homo ,wah tidak bener kalau begini pikir bapak ibunya..Akhirnya mereka mengutarakan gajalan di hatinya pada Achmad.
"Mad .,! Apakah tidak ada dalam hatimu untuk menikah..menjalankan amanat Allah untuk menciptakan generasi sebagai pelanjut umat manusia???."
"Baiklah bapak ibu saya sudah mengetahui keresahan para santri terutama ibu dan bapak ,besok saya akan pergi untuk sementara waktu barang kali dengan perjalanan ini Saya di beri jodoh oleh Allah istri yg cocok dengan saya,"
Bapak ibunya senang mendengar anaknya masih punya keinginan mencari wanita untuk pendamping hidupnya.

Selepas ba'da sholat subuh di lanjutkan sholat hajat .Achmad berpamitan pada seluruh santri dan kedua orang tuanya untuk mencari istri pendamping hidupnya di dunia dan akhirat,dengan berbekal seadanya ,mengenakan baju sangat sederhana tak lupa dia mengenakan topi kopiah merah pemberian sang guru .seluruh santri senyum-senyum menahan tawa kasak-kusuk sesama santri,
"Apakah guru kita akan mendapat jodoh,dari penampilanya itu pakai kopiah merah bayi..ck.ck.ck.."
"Husstt..gitu-gitu kiyai guru kita tau.."
"Ya..tahu ,tapi...kopiah merahnya itu..hihihi,.."sang temen menyikut perut yg bicara sambil cekikikan menahan tawa,takut terdengar sang guru Achmad.


Sampailah Achmad pada sebuah rumah mewah bercat putih,berAtap menjulang tinggi di topang 4 tiang yg besar dengan cat putih bersih,lantainya pualam pilihan mengkilap memantulkan bayangan bagai cermin ,putih bersih ,Haji hasan sedang duduk di sofa kebesaranya bermalas-malasan ketika seseorang berucap salam.
"Asalamuallaikum warohmatuallah wabarokhatuh."
"Walaikumsallam...,ada apa gerangan anak muda,ma'af bila kamu meminta saya sedang tidak punya duit,lain kali saja kesini,tolong jangan naik ke teras rumah baru di bersihkan.."
"Ma'af pak saya tidak minta-minta ,saya ingin bekerja di sini .sudilah kiranya bapak memberi pekerjaan pada saya."
"Oh..saya kira pengemis,Nama kamu siapa,??"
"Achmad ,pak.!"
"Achmad ,sebentar saya tanyakan dulu kordinator lapangan ,Karman.!! Man..Karman.."
"Ya..gan saya.!!"
Seorang laki-laki tinggi besar kulit hitam,bercambang dan berkumis lebat ,mengenakan baju dan celana hitam di pinggangnya terselip golok panjang ,Dialah Karman tangan kanan Juragan Haji hasan yg terkenal galak dan sadis tak perduli dengan siapa pun main pukul dan bacok ,yg dia segani cuma pada keluarga Haji hasan.
"Ada apa gan ,gerangan memanggil saya apa ada yg perlu saya hajar."
"Husst..kamu itu main hajar saja,,saya tanya sama kamu kira-kira masih ada kerjaan untuk satu orang.??"
"Kebetulan ada Sawah di sisi gunung yg belum di garap."
"Karman ,ini Achmad,dia meminta kerja pada kita,kamu bimbing dia."ujar haji hasan sambil berlalu meninggalkan Achmad dan karman.
"Kamu Achmad bayi atau orang dewasa," ejek Karman sambil memperhatikan kopiah merah yg di kenakan Achmad.
"Sedeng aja saya sih.. terserah orang yg menilai saya."Jawab Achmad tenang (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar