Rabu, 08 Desember 2010

MUTIARA SUCI (hikayat ki Achmad) lanjutan satu

Achmad akhirnya sampai ke pesantren sang santri .Achmad disambut dengan senyum keakraban.
"Selamat datang Achmad ,semoga kamu krasan tinggal di sini."
"Terimakasih pak.mudah-mudahan ."
"Untuk sementara kamu bantu-bantu dulu di dapur santri.!"
"Baik pak saya mengerti,"

Satu tahun sudah Achmad membantu di dapur dan akhirnya sang santri menegurnya
"Achmad apa yg kamu pelajari di sini.??"
"Saya belum mengerti apa itu belajar,"
"Baiklah kamu mulai dengan mengenal huruf Al-Quran dulu."
"Baiklah pak.!"
Dan mulailah Achmad mengaji dari dasar .Mengenal huruf Al-Quran dengan sungguh-sungguh sampai mengenal pendidikan dasar-dasar pengetahuan agama
"Cukup sudah ilmu yg saya berikan,kini waktunya kamu untuk lebih mendalami ilmu agama pada guru saya,adapun untuk kepentingan itu saya akan merekomendasikannya supaya kamu bisa di terima oleh Beliau ."
"Terimakasih pak tapi seblum berangkat .bila berkenan berilah saya bekal barang tanda mata,saya belum punya kopiah,bisakah bapak memberikan untuk saya?."
"Ma'af Mad.!!,bukan saya tidak ingin memberikan ,hanya barang yg kamu minta saya tidak punya ,kalau pun kamu mau ada kopiah merah bekas anak bayi saya,itu juga kalau kamu mau."
"Baiklah tak mengapa ,pemberian guru adalah berkah Allah buat saya.!"

Setelah pamit pada sang guru .Achmad pergi menuju alamat yg di tunjukan gurunya.
Di perjalanan Achmad puluhan orang menatap heran dengan senyum sambil menahan tertawa.bahkan ada yg terang-terangan meledeknya.
"Woy...ada bayi besar jalan menuju kesini..wahahahahaha.."
Tapi Achmad hanya senyum simpul khasnya.
Sampailah ketempat yg ditujuh .tak lupa Achmad mengucap salam kini dia sudah bisa mengucap salam sebagai mana saling mendo'akan sesama muslim.
"Assalammualaikum warakhomatuallah wabarokatuh."
"Walaikumsallam..wahahahahahaha." Jawab para santri hampir berbarengan Tertawa melihat Achmad mengenakan kupiah merah yg biasa di kenakan bayi.
"Kenalkan nama saya Achmad ,tujuan saya ingin menimba ilmu di pesantren ini,saya ingin bertemu dengan kiyai,"
"Baiklah Achmad kamu cepatlah berlalu dari hadapan saya ,sakit perut saya lihat penampilan kamu."
Akhirnya Achmad bertemu dengan kiyai yg menyambut ramah sambil tersenyum tipis .
"Baiklah Achmad ,karena semuah tempat di pesantren ini sudah penuh .kamu sementara tinggal dulu di kamar dekat dapur,itu juga bila kamu mau."
"Baiklah kiyai saya tidak keberatan ,malah saya senang," Achmad menerima dengan gembira dalam hati "Alhamdulillah,bila di dapur mungkin saya tidak akan kelaparan,"pikir Achmad

Tujuh tahun sudah belajar mendalami ilmu agama .tibalah sa'atnya teringat ibu bapaknya di kampung halaman dia rindu pada ibunya.
Kemudian Achmad pamit untuk melihat keadaan ibunda tersayangnya.Setelah sampai di kampung halamannya dengan bekal pemberian gurunya dia membeli bambu untuk membuat tempat sholat yg layak walau belum memadai hingga suatu hari ada 6 orang santri muda yg sedang mencari tempat belajar ilmu agama.
"Asalamuallaikum .."
"Walaikumsallam.."
"Bolehkah kami istirahat di sini barang menumpang sholat ."
"Ow..silakan ini memang tempat sholat walau tak layak di sebut mesjid."
"Terimakasih kang !! Kami sangat bertrimakasih sekali,"

Setelah sholat ashar mereka berbincang dengan Achmad mengenai keinginan 6 santri muda untuk mencari guru agama.sampai menjelang sholat maghrib tibalah sa'atnya mentukan siapa yg jadi imam sholat .keenam santri saling menujuk ,mereka tak sama sekali memperhitungkan Achmad ,mereka beranggapan Achmad orang yg tak tahu agama apalagi jadi imam sholat,sedangkan karena saling menujuk waktu sholat pun berlalu hampir habis..Achmad mengajukan diri jadi imam.
"Baiklah saya yg jadi imam karena waktu sholat maghrib hampir habis."
"Apakah akang tau bacaan sholat dengan baik,??"

"Inssyaallah akan saya coba.!"

Enam pemuda ini kaget sekali dengan kepiawaian Achmad dalam membaca surat-surat Al-Quran fasih tertib dan tertil baik tajwid dan makhroz nya pas,mereka malu sampai tidak khusu dalam sholat mereka ,begitu selesai salam di lanjutkan do'a kemudian mereka minta ma'af karena telah meremehkan Achmad .mereka akhirnya mendaulat Achmad jadi guru bagi keenam santri muda ini.

Lima tahun sudah enam santri muda mengaji ilmu pada Achmad sampai suatu hari mereka pamit untuk mengamalkan ilmu ,Achmad tidak meminta imbalan apa-apa cukup dengan membangun pesantren dia sudah senang ,maka di bangunlah enam pesantren lambat laun murid Achmad makin bayak dari 6 orang sampai puluhan dan ratusan..kini Achmad sudah punya pesantren sendiri (bersambung..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar